Kamis, 30 Agustus 2012

Figur Bodhisatwa


       Dalam ajaran agama Buddha, seorang Bodhisatwa; Bodhisattva (bahasa Sanskerta) atau Bodhisatta (bahasa Pali) atau Photishat (bahasa Thai: โพธิสัตว์) adalah makhluk yang mendedikasikan dirinya demi kebahagiaan makhluk selain dirinya di alam semesta. Dapat juga diartikan "calon Buddha".
       Dalam bahasa Sanskerta, istilah Bodhisattva terdiri dari dua kata, yaitu bodhi yang berarti pencerahan atau penerangan, dan sattva yang berarti makhluk. Bodhisatwa juga merujuk kepada Buddha di kehidupan sebelum-Nya. Dalam ajaran Mahayana, Bodhisattva mengambil janji untuk tidak memasuki nirwana sebelum semua makhluk mencapai ke-Buddha-an. Artinya ia menunda memasuki nirwana dan memilih turun ke bumi mengorbankan dirinya untuk membantu makhluk lain mencapai pencerahan. Karena itulah Bodhisatwa dikenal memiliki sifat welas asih dan sifat tidak mementingkan diri sendiri dan rela berkorban. Ini tidak sama dengan di tradisi Theravada pada umumnya, makhluk yang mencapai pencerahan adalah Arahat, bukan Buddha.





Minggu, 12 Agustus 2012

Ganesha Ukuran Mini

        Ganesa adalah salah satu dewa terkenal dalam agama Hindu dan banyak dipuja oleh umat Hindu, yang memiliki gelar sebagai Dewa pengetahuan dan kecerdasan, Dewa pelindung, Dewa penolak bala/bencana dan Dewa kebijaksanaan. Lukisan dan patungnya banyak ditemukan di berbagai penjuru India; termasuk Nepal, Tibet dan Asia Tenggara. Dalam relief, patung dan lukisan, ia sering digambarkan berkepala gajah, berlengan empat dan berbadan gemuk. Ia dikenal pula dengan nama Ganapati, Winayaka dan Pilleyar. Dalam tradisi pewayangan, ia disebut Bhatara Gana, dan dianggap merupakan salah satu putera Bhatara Guru (Siwa). Berbagai sekte dalam agama Hindu memujanya tanpa memedulikan golongan. Pemujaan terhadap Ganesa amat luas hingga menjalar ke umat Jaina, Buddha, dan di luar India.

Kali ini patung Ganesha diproduksi dalam ukuran mini agar dapat ditampilkan sebagai hiasan meja maupun background front office.

Untuk melihat gambar lebih jelas klik gambar yang dipilih.





Dewa Ganesha dalam 3 Warna

       Ganesa adalah salah satu dewa terkenal dalam agama Hindu dan banyak dipuja oleh umat Hindu, yang memiliki gelar sebagai Dewa pengetahuan dan kecerdasan, Dewa pelindung, Dewa penolak bala/bencana dan Dewa kebijaksanaan. Lukisan dan patungnya banyak ditemukan di berbagai penjuru India; termasuk Nepal, Tibet dan Asia Tenggara. Dalam relief, patung dan lukisan, ia sering digambarkan berkepala gajah, berlengan empat dan berbadan gemuk. Ia dikenal pula dengan nama Ganapati, Winayaka dan Pilleyar. Dalam tradisi pewayangan, ia disebut Bhatara Gana, dan dianggap merupakan salah satu putera Bhatara Guru (Siwa). Berbagai sekte dalam agama Hindu memujanya tanpa memedulikan golongan. Pemujaan terhadap Ganesa amat luas hingga menjalar ke umat Jaina, Buddha, dan di luar India.
       Meskipun ia dikenal memiliki banyak atribut, kepalanya yang berbentuk gajah membuatnya mudah untuk dikenali. Ganesa mahsyur sebagai "Pengusir segala rintangan" dan lebih umum dikenal sebagai "Dewa saat memulai pekerjaan" dan "Dewa segala rintangan" (Wignesa, Wigneswara), "Pelindung seni dan ilmu pengetahuan", dan "Dewa kecerdasan dan kebijaksanaan". Ia dihormati saat memulai suatu upacara dan dipanggil sebagai pelindung/pemantau tulisan saat keperluan menulis dalam upacara. Beberapa kitab mengandung anekdot mistis yang dihubungkan dengan kelahirannya dan menjelaskan ciri-cirinya yang tertentu.
Ganesa muncul sebagai dewa tertentu dengan wujud yang khas pada abad ke-4 sampai abad ke-5 Masehi, selama periode Gupta, meskipun ia mewarisi sifat-sifat pelopornya pada zaman Weda dan pra-Weda. Ketenarannya naik dengan cepat, dan ia dimasukkan di antara lima dewa utama dalam ajaran Smarta (sebuah denominasi Hindu) pada abad ke-9. Sekte para pemujanya yang disebut Ganapatya, (Sanskerta: गाणपत्य; gāṇapatya), yang menganggap Ganesa sebagai dewa yang utama, muncul selama periode itu. Kitab utama yang didedikasikan untuk Ganesa adalah Ganesapurana, Mudgalapurana, dan Ganapati Atharwashirsa.

Untuk melihat gambar lebih jelas, klik gambar yang dipilih. 
 



Dewi Sri dalam 3 Warna

         Arca / patung ini mengambil bentuk dari tokoh dewi Hindu di masa Kerajaan Majapahit. Dewi Sri merupakan dewi yang dikaitkan dengan kesuburan atau secara khusus untuk tanaman padi. Ada yang menyebutnya sebagai Dewi Padi. Kali ini, patung Dewi Sri dibuat dalam tampilan 3 warna untuk kesan yang lebih menawan.

Untuk melihat gambar lebih jelas, klik gambar yang dipilih.




Dewa Siwa

        Siwa adalah salah satu dari tiga dewa utama (Trimurti) dalam agama Hindu. Kedua dewa lainnya adalah Brahma dan Wisnu. Dalam ajaran agama Hindu, Dewa Siwa adalah dewa pelebur, bertugas melebur segala sesuatu yang sudah usang dan tidak layak berada di dunia fana lagi sehingga harus dikembalikan kepada asalnya. 
      Dewa Siwa memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan karakternya, yakni:
  • Bertangan empat, masing-masing membawa:
    trisula, cemara, tasbih/genitri, kendi
  • Bermata tiga (tri netra)
  • Pada hiasan kepalanya terdapat ardha chandra (bulan sabit)
  • Ikat pinggang dari kulit harimau
  • Hiasan di leher dari ular kobra
  • Kendaraannya lembu Nandini
Oleh umat Hindu Bali, Dewa Siwa dipuja di Pura Dalem, sebagai dewa yang mengembalikan manusia ke unsurnya, menjadi Panca Maha Bhuta. Dalam pengider Dewata Nawa Sanga (Nawa Dewata), Dewa Siwa menempati arah tengah dengan warna panca warna. Ia bersenjata padma dan mengendarai lembu Nandini. Aksara sucinya I dan Ya. Ia dipuja di Pura Besakih.
Dalam tradisi Indonesia lainnya, kadangkala Dewa Siwa disebut dengan nama Batara Guru.





Dewi Sri Memegang Padi

        Arca / patung ini mengambil bentuk dari tokoh dewi Hindu di masa Kerajaan Majapahit. Dewi Sri merupakan dewi yang dikaitkan dengan kesuburan atau secara khusus untuk tanaman padi. Ada yang menyebutnya sebagai Dewi Padi.

Untuk melihat gambar lebih jelas, klik gambar yang dipilih.





Dewi Tara Memegang Bunga

        Tara adalah nama puteri Sri Dharmasetu dari Wangsa Soma. Dari perkawinannya dengan Samaragrawira raja Wangsa Sailendra (sekitar 802819), ia melahirkan Balaputradewa yang menjadi raja Kerajaan Sriwijaya. Berdasarkan berita tersebut, Sri Dharmasetu pun dianggap sebagai raja kerajaan Sriwijaya, atau dengan kata lain, Balaputradewa mewarisi takhta dari kakeknya tersebut.

Untuk melihat gambar lebih jelas, klik gmbar yang dipilih.



Genderang Mini

        Seperti halnya genderang, genderang mini merupakan alat musik yang dulu populer di jaman kerajaan Majapahit. Selain sebagai alat musik juga sebagai lambang status sosial dalam masyarakat. Kini, genderang mini difungsikan sebagai barang antik dan kerajinan yang diproduksi menggunakan teknik cor kuningan. Karena ukurannya yang kecil dan teknik konstruksinya yang cukup kuat, genderang mini ini juga dapat difungsikan sebagai kursi.


Rabu, 01 Agustus 2012

Genderang

GENDERANG       

       Genderang merupakan alat musik seperti gendang yang digunakan pada zaman kerajaan Majapahit. Selain sebagai alat musik pada pesta kerajaan, genderang juga merupakan properti yang menyatakan status ekonomi pemiliknya. Semakin besar genderang yang dimiliki, maka status ekonomi pemiliknya dianggap semakin tinggi.
        Kini dalam perkembangannya, genderang dijadikan sebagai barang seni maupun barang antik terkait usia dari genderang itu sendiri. Dan nilai dari suatu genderang selain dilihat dari ukuran dan bahan campuran logamnya, juga dilihat dari cerita tersembunyi yang dikisahkan dari ukiran atau motif pada permukaannya.
        Selain sebagai barang seni, genderang dengan ukuran ini juga dapat digunakan sebagai meja karena dalam proses pembuatannya melalui cor kuningan sehingga cukup kuat untuk menahan beban berat.